Rokok elektronik atau vape selama ini dipasarkan sebagai alternatif rokok konvensional yang lebih sehat. Namun, bukti-bukti belakangan ini menunjukkan vape tidak lebih sehat, bahkan diketahui dapat menyebabkan Evali yang bisa berakibat fatal. Evali, (singkatan dari e-cigarette or vaping, product use associated lung injury) merupakan penyakit paru akut yang disebabkan oleh menghirup aerosol, biasanya berasal dari rokok elektronik atau pena vape. Memang para ahli belum yakin benar penyakit ini akibat vape, tetapi 80 persen pasien Evali mengaku merupakan perokok vape yang mengandung tetrahydrocannabinol (THC) atau cannabidiol (CBD). Gejala Evali seperti infeksi paru, yaitu demam, kelalahan, sulit bernapas sehingga butuh alat bantu napas dan perawatan di ruang intensif.
Penyakit ini juga memberikan respon terhadap pemberian antibiotik. Penyakit ini masih terdengar asing, tetapi pada Desember 2019 Pusat Pengendalian Penyakit (CDC AS) melaporkan ada lebih dari 40 kematian yang terkait dengan penggunaan vape secara berlebihan. Untuk memastikan apakah gejala gangguan paru yang dirasakan adalah Evali, perlu dilakukan pemeriksaan rontgen. Para ahli menduga peningkatan itu terjadi karena meluasnya legalisasi ganja dan masyarakat menganggap merokok vape sebagai hal yang biasa.