Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Rusia baru bisa merasakan lawan berat di laga terakhir Grup A . Skuat arahan Stanlislav Cherchesov bertekuk lutut 0-3 dari La Celeste di Stadion Samara Arena, Senin (25/6).Tim Beruang Merah tak lagi menampilkan keangkeran mereka seperti saat mengalahkan timnas Arab Saudi dan Mesir. Jika melihat skor, Sbornaya memang tampil begitu digdaya di dua laga sebelumnya. Rusia menghancurkan Arab Saudi dengan skor 5-0 pada laga perdana. Setelah itu mereka juga menghajar Mesir dengan skor telak 3-1 pada laga kedua Grup A.
Sepintas terlihat penampilan Rusia yang begitu perkasa seolah tanpa celah dengan menampilkan permainan cepat dan agresif. Pertahanan mereka juga baru kebobolan satu gol pada dua pertandingan tersebut. Padahal, tak banyak perubahan skenario yang dilakukan Roman Zobnin dan kawan-kawan sejak melakoni laga perdana hingga pertandingan terakhir fase grup. Cherchesov tetap menghamparkan strategi 4-2-3-1 dan melakukan sedikit perubahan komposisi pemain.
Pada laga menghadapi Uruguay, Rusia memainkan trio gelandang serang Denis Cheryshev, Aleksey Miranchuk, dan Aleksandr Samedov. Di depannya ada Artem Dzyuba sebagai striker tunggal. Tim tuan rumah juga memainkan Dzyuba sebagai striker tunggal ketika mengalahkan Mesir 3-1. Di lini belakang ada Cherishev, Aleksandr Golovin, serta Samedov. Nyaris sama pada laga melawan Arab Saudi dengan menurunkan Golovin, Dzagoev, dan Samedov.Di sektor gelandang jangkar, Rusia bahkan tetap mengandalkan duet Roman Zobnin dan Sergei Ingashevich. Begitu pula di lini belakang yang tidak banyak mengalami banyak perubahan berarti dari pertandingan ke pertandingan. Tak ada perubahan signifikan pula soal gaya permainan Rusia ketika menghadapi Uruguay. Rusia tetap sangat mengandalkan sektor sayap untuk melakukan tusukan-tusukan ke jantung pertahanan Uruguay. Perbedannya kali ini, Rusia menghadapi Luis Suarez dan kawan-kawan yang levelnya berada di atas tim tuan rumah. Uruguay tampak tak menemui kesulitan meladeni permainan sayap lawannya itu.Sebaliknya, Uruguay mampu memanfaatkan celah kekosongan di sisi kanan pertahanan Rusia. Kondisi itu membuat pemain seperti Matias Vecino, bahkan Diego Laxalt bisa mengeksploitasi kelemahan Rusia tersebut. Uruguay benar-benar membuat Rusia frustrasi di setiap lini. Para pemain bintang Uruguay pun punya kualitas individu di atas rata-rata para pemain Rusia.Di lini belakang, La Celeste masih terlalu kokoh untuk ditembus. Uruguay diperkuat kombinasi kuartet bek berpengalaman dan darah mudah yang energik seperti Diego Godin, Martin Caceres, dan Diego Laxalt. Trio gelandang Nahitan Nandez, Lucas Torreira, dan Matias Vecino juga sangat kuat dalam menjaga keseimbangan menyerang dan bertahan skuat Uruguay. Alur serangan balik juga banyak berasal dari kaki-kaki mereka.
Paling menyeramkan lagi adalah duet striker Uruguay, Luis Suarez dan Edinson Cavani yang memiliki kejituan luar biasa menghadapi tim-tim macam Rusia. Uruguay juga punya gelandang kreatif macam Rodrigo Bentancur. Terbukti dari gol awal Uruguay tercipta melalui kejituan tendangan bebas Suarez yang menghujam gawang Igor Akinfeev. Begitu pula gol tendangan jarak jauh yang dilepaskan Laxalt dan sempat mengenaiDenis Cherishev, langsung meluncur ke gawang Akinfeev.
Gol ketiga Uruguay pun tercipta berkat ketajaman insting gol Cavani memanfaatkan kemelut di pertahanan Rusia. Lengkap sudah penderitaan Rusia. Rusia berhasil membuat sejarah dengan lolos ke fase knock-out Piala Dunia sejak berganti nama dari Uni Soviet ke Rusia. Namun sukses Rusia ke babak 16 besar pun bisa jadi pencapaian terjauh mereka karena setelah itu bakal menghadapi tim kuat lainnya yaitu Spanyol. (bac).
Sumber : https://www.cnnindonesia.com