Erlangga S Negoro, seorang pengamat mode dan penata gaya, berkata bahwa aksen sobek-sobek atau distressed pada jeans selalu ada setiap musim. Namun, tahukah awal mula aksen yang kini menjadi obsesi orang Indonesia tersebut?
Erlangga menjelaskan bahwa gaya tersebut menjadi populer di era 80-an.
“Awalnya memang pada era 80-an dan dipopulerkan sebagai street style oleh grup-grup rhythm and blues (R&B). Grup rock pada tahun 80-an itu justru (pakainya) kulit,” ujarnya.
Gaya sobek-sobek tersebut kemudian berlanjut ke era 90-an dan dipakai oleh masyarakat pada masa itu secara umum.
Akan tetapi, makna penggunaan aksen sobek-sobek pada era 90-an ini berbeda dari era 80-an.
Menurut Erlangga, gaya busana era 80-an itu meletup, norak, dan banyak warna.
Aksen sobek-sobek pada era tersebut digunakan untuk menarik perhatian dan mengagetkan publik.
Sementara itu, era 90-an yang berkarakter grunge justru menyukai busana-busana dasar yang terkesan seadanya sebagai ekspresi anti-fashion.
“Nah, grup band Nirvana dan Green Day pakai celana jeans sobek-sobek karena mereka anti-fashion. Jadi, mereka konser tapi enggak mau kelihatan heboh, pokoknya gue maunya kelihatan sama kayak penonton gue yang comfort aja,” katanya menjelaskan.
Sumber : https://today.line.me/id/article/43fc7a3ae61bda96954bf62bdfe995143f11481743df400e7f898013454333cf