Medan FM - Industri karet di Sumatera Utara masih kesulitan memperoleh bahan baku akibat banyaknya lahan karet yang sudah beralih fungsi serta menurunnya minat masyarakat menderes karet, hal ini memaksa banyak industry yang mengurangi produksinya barang dari karet.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan karena kesulitan bahan baku, banyak perusahaan atau industri yang mengurangi jumlah jam operasional yang berimbas pada pengurangan jumlah karyawan. Hal inipun sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu dan pada tahun 2014, menjadi kondisi yang paling sulit. Berdasarkan data, kebutuhan karet sumatera utara sekitar 480 ribu ton, namun diperkirakan jumlah ini berkurang karena sudah banyak petani yang beralih profesi menebangi pohon karet. Menurut Edy, untuk mengatasi kurangnya bahan baku, banyak pengusaha yang terpaksa mengambil karet dari Aceh, Lampung bahkan Kalimantan.
Selain itu, Edy Irwansyah juga mengatakan peran serta dari pemerintah sangat diharapkan sehingga harga karet lokal dapat terdongkrak serta mengurangi beban ekportir karet sehingga cost pengeluaran dapat ditekan dan hargapun meningkat. (Tri Kurniawan/Medan)